Judul Novel : Ronggeng Dukuh Paruk
Karya : Ahmad Tohari
Ronggeng Dukuh Paruk merupakan novel utama dari trilogi Lintang Kemukus Dini Hari dan Jentera Biang Lala sebagai pelengkapnya. Serangkaian novel tersebut ditulis oleh seorang sastrawan Indonesia tersohor yang bernama Ahmad Tohari pada tahun 1981. Trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk ini sangat dikenal dikalangan pelajar dan pemerhati sastra karena nilai yang diceritakan didalamnya sungguh sangat mendidik. Karena alasan tersebut lah saya menetapkan novel ini sebagai novel yang paling menarik yang pernah saya baca. Menurut saya, cerita dan nilai yang terkandung didalamnya bukan hanya mendidik, namun membantu saya agar saya bisa berpikiran terbuka dalam menghadapi segala situasi dan kondisi.
Latar yang terdapat dalam novel ini sebagian besar berada di alam, lebih tepatnya berada di sebuah pedesaan yang cukup tersisih, miskin, tidak tersentuh sama sekali oleh modernisasi, dan tetap memegang teguh kepercayaan yang berasal dari leluhur atau moyang mereka. Dari membaca novel ini saya menjadi tau bagaimana jalan pikir dan karakteristik masyarkat desa. Pikiran mereka cenderung tertutup, mereka tidak mau orang luar desa atau orang kota juga pemerintah ikut campur dalam berbagai urusan rumah tangga yang dilakukan oleh penduduk desa didalamnya. Prinsip mereka adalah, baiklah kita hidup berdampingan dengan tenang tapi janganlah diantara kita saling mencampuri urusan agar diantara kita tercipta sebuah kedamaian dan ketentraman. Prinsip tersebut memang baik dalam usaha mempertahankan sebuah keutuhan budaya, namun prinsip itu justru dapat menjerat manusia didalamnya dalam lingkaran kemiskinan dan kemelaratan. Dan karena membaca novel ini juga akhirnya saya jadi mengetahui bagaimana seorang wanita harusnya bertindak layaknya wanita somahan pada umumnya dan bagaimana seharusnya seorang lelaki bertindak dan memperlakukan wanita.
So, novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ini sangat direkomendasikan bagi kalian yang ingin mengetahui kondisi Indonesia di tahun 1965 dengan berbagai persoalan politik didalamnya, dengan berbagai kekejaman pemerintah masa orde lama, berbagai kelicikan partai yang hingga kini terus berlanjut, yang ingin melatih cara berpikir kritis dan terbuka, serta mengetahui bagaimana seorang wanita harusnya bertindak layaknya wanita somahan pada umumnya dan bagaimana seharusnya seorang lelaki bertindak dan memperlakukan wanita..